Definisipuisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Dalamkamus besar bahasa Indonesia, sajak diartikan sebagai gubahan sastra yang berbentuk puisi dan sangat mementingkan keselarasan bunyi. Memiliki bentuk tertentu (berurutan dalam baris yang sejajar, berpola, atau bebas). Ungkapan kata dan bahasanya dipengaruhi oleh unsur lagu, irama, keharmonisan bunyi. Sajak dibedakan menjadi beberapa jenis Pentinguntuk diketahui bahwa kitab Adabul 'Alim Walmuta'alim adalah sebuah kitab yang berbentuk prosa. Namun demikian, ada salah satu seorang Murid KH. Hasyim Asy'ari yang mempuisikan kitab Adabul 'Alim Walmutalim menjadi syair yang sangat indah. Murid KH Hasyim Asyari yang mempuisikan tersebut adalah Kiai Ahmad Maesur Sindi yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Fast Money. Pertembal iman di bulan Ramadan melalui puisi religi yang indah berikut ini. Image source sastra hadir sebagai ungkapan perasaan jiwa yang dituangkan dalam bentuk bahasa. Diantaranya mengandung penghayatan batin yang dalam terhadap sesuatu di luar dirinya. Biasanya berupa ungkapan kerinduan, kedekatan atau kecintaannya terhadap tuhan. Beberapa pujangga memilih sajak sebagai sarana mengungkapkan perasaan kagum dan cinta terhadap sang pencipta. Melalui puisi-puisi ini, beberapa penyair mengakui keagungan dan kebesaran tuhan melalui kata-kata indah yang mampu menyentuh qalbu pembacanya. 1. Padamu Jua Amir HamzahHabis kikis Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu Kaulah kendi kemerlap Pelita jendela dimalam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia, selaluSatu kasihku Aku manusia Rindu rasa Rindu rupaDimana engkau Rupa tiada Suara sayup Hanya kata merangkai hatiEngkau cemburu Engkau ganas Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku, gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa darah dibalik tiraiKasihku sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu – bukan giliranku Mati hari – bukan kawankuMeski sekilas terlihat seperti sajak yang mengisahkan pertemuan sepasang kekasih yang telah berpisah cukup lama, sajak ini lebih merujuk pada makna tentang pertemuan abadi, yakni perteman seseorang dengan Tuhan-Nya setelah meninggal dunia. Kekasih tak harus selalu berarti manusia, Kekasih yang dimaksud dalam puisi ini adalah Tuhan yang tak pernah berhenti mencintai meski umat-Nya senantiasa berpaling. Tuhanku dalam termangu aku masih menyebut namaMubiar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruhcayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhanku aku hilang bentuk remukTuhanku aku mengembara di negeri asingTuhanku di pintuMu aku mngetuk aku tidak bisa berpalingPuisi ini merupakan salah satu puisi Chairil Anwar yang terkenal pada era 1945. Puisi ini mengungkapkan tema religi dan ketuhanan yang begitu kental, transparan serta mudah dipahami oleh siapapun. Dalam puisi ini sang penyair juga berusaha menegaskan bahwa jika tak menemukan solusi dalam permasalahan hidup, tuhan selalu menjadi satu-satunya tempat terbaik untuk kembali. Kalimat 'Pengembaraan di Negeri Asing' merupakan perumpamaan yang mengingatkan kita bahwa pada hakikatnya hidup ini hanyalah sebuah perjalanan, dan suatu saat kita akan kembali ke tempat kita berasal. 3. Sajadah Panjang Taufik IsmailAda sajadah panjang terbentang Dari kaki buaian Sampai ke tepi kuburan hamba Kuburan hamba bila matiAda sajadah panjang terbentang Hamba tunduk dan sujud Di atas sajadah yang panjang iniDiselingi sekedar interupsi Mencari rezeki, mencari ilmu Mengukur jalanan seharian Begitu terdengar suara azan Kembali tersungkur hambaAda sajadah panjang terbentang Hamba tunduk dan rukuk Hamba sujud dan tak lepas kening hamba Mengingat Dikau ini banyak dikenal orang setelah ditransformasikan dalam bentuk lagu oleh Bimbo. Puisi ini merupakan semacam pengingat pembacanya terhadap Tuhan. Penyair yang dikenal dengan karya yang bernafaskan sufistik ini membuat semacam pengakuan bahwa karya sastranya adalah sebuah dzikir. Ia juga mengatakan bahwa menciptakan puisi adalah untuk beramal saleh. Penggunaan kata 'sajadah' dalam puisi ini juga merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan di atasnya, yakni ibadah salat. Sebagaimana diketahui orang muslim, bahwa solat adalah bentuk ibadah wajib yang selalu mengingatkan dan mendekatkan jarak kita dengan tuhan, sebelum akhirnya kita benar-benar sampai ke liang lahat dan bertemu langsung dengan sang maha pencipta. 4. Tuhan, Kita Begitu Dekat Karya Abdul Hadi WMTuhan Kita begitu dekat Sebagai api dengan panas Aku panas dalam apimuTuhan Kita begitu dekat Seperti kain dengan kapas Aku kapas dalam kainmuTuhan Kita begitu dekat Seperti angin dengan arahnya Kita begitu dekat Dalam gelapKini aku nyala Pada lampu padammuPada bait-bait puisi ini, penyair menunjukkan perasaan kedekatan dengan Tuhan. "Tuhan, Kita Begitu Dekat" yang mendapat pengulangan sebanyak tiga kali menunjukkan bahwa antara penyair dan tuhan telah terjalin komunikasi yanng cukup erat. Ukuran merasa dekat atau tidak dekatnya seseorang dengan tuhan adalah perbuatan baik yang telah dilakukan oleh seseorang. 5. Ketika Engkau Bersembahyang Emha Ainun NajibKetika engkau bersembahyang Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan Partikel udara dan ruang hampa bergetar Bersama-sama mengucapkan allahu akbarBacaan Al-Fatihah dan surah Membuat kegelapan terbuka matanya Setiap doa dan pernyataan pasrah Membentangkan jembatan cahaya Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumiRuku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri Kemudian mim sujudmu menangis Di dalam cinta Allah hati gerimisSujud adalah satu-satunya hakekat hidup Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup Ilmu dan peradaban takkan sampai Kepada asal mula setiap jiwa kembaliMaka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannyaSembahyang di atas sajadah cahaya Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapunOleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang Dadamu mencakrawala, seluas arasy sembilan puluh Ainun Najib atau lebih dikenal dengan nama Cak Nun, mengungkapkan keajaiban dalam bersembahyang. Dengan bersembahyang, jalanan kita menjadi terang, wajah kita menjadi cerah dan beban hidup akan terasa ringan. Sembahyang adalah kehidupan dan hakikat hidup itu sendiri. Kumpulan sajak sajak puisi kehidupan sehari hari manusia. Setelah berbagai puisi tema kehidupan yang berisi Inspirasi, renungan, motivasi hidup, perjuangan, harapan dan doa, mutiara kehidupan islami, sedih, dan lain-lain yang menghiasi halaman blog puisi dan kata ini sajak sajak kehidupan manusia sehari-hari diterbitkan yang berisi serangkaian puisi sajak tentang kehidupan seperti puisi cinta dan kehidupan, puisi menjalani hidup serta berbagai puisi kehidupan apa yang dimaksud dengan sajak, Sajak adalah gubahan sastra yang berbentuk puisi atau jenis puisi yang terikat pada aturan, sedangkan puisi adalah ragam sastra yang bahasa terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna berikut daftar judul dalam kumpulan sajak puisi kehidupan manusia yang membahas cerita puisi tentang kehidupan diantaranyaSajak puisi kehidupanPuisi jangan pergi Sajak puisi kehidupanPuisi jujur Sajak puisi kehidupanAku tunggu aliran sungai indahmu Sajak puisi kehidupanSajak puisi kehidupan Virusmu membunuh cita-cita anak bangsaPuisi atas dasar Sajak puisi kehidupanSajak puisi kehidupan Kepada angka huruf takdir IllahiTujuh puisi tentang kehidupan sehari hari 4 bait dan yang panjang dalam tema sajak kehidupan manusiaKumpulan sajak sajak puisi kehidupan sehari hari manusiaBagaimana cerita puisi sajak kehidupan manusia sehari-hari yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, apakah diantaranya bercerita seperti puisi tentang kehidupan remaja atau puisi tentang kehidupan pribadiAtaukah dalam kumpulan sajak puisi kehidupan berkisah seperti puisi pahitnya hidup atau tentang puisi kehidupan Islami atau puisi bangkit dari kegagalanUntuk lebih jelasnya sajak puisi kehidupan sehari hari manusia adalah cerita tentang kehidupan manusia disimak saja berikut ini agar mengerti makna sajak dan puisi kehidupan nyata MARI KITA TERBANGKAN SAJAK PUISI KEHIDUPANOleh Muhammad HafizanPesawat cintaku akan selalu memantau dirimuDi atas awan karya puisimu selalu terlihatBiarpun dari ketinggiaanIlusi dan daya indra imajiku selalu meresponnyaBeribu-ribu bintang di angkasaAda satu cahaya yang teramat terangKau tahu?Itulah dirimu honey sayangTelapak tangan melambaikan kehidupanHasrat kasih mengalirkan kenyamananBulan bintang bersinar limaRajut kasihmu yang aku damba, duhai anindya di seberang .Malam Rabu, 4 Agustus 20202. PUISI JANGAN PERGI {SAJAK PUISI KEHIDUPAN}Oleh Muhammad HafizanAku tak bisa mengarungi kehidupan iniTanpa dirimuSiang malamkuHanyalah bayangan sendiri saja yang berdiriJangan pergiDewi aksarakuTetaplah di sini menemaniLangkah-langkah suka dukakuAksaramu harus kubaca dan mengeja setiap waktuBerimajinasi tinggi melalui paras wajah manismuKan kuhadapi dengan penuh perjuangan cintaMembentuk diksi dengan tinta pena asmaraDengarlah oh lembayung hidupku!Sempurnakanlah bait-bait kosa kata kitaAgar terciptanya di dalam sajak puisi kehidupanMenjadikan inspirasi bagi semua orangKau harus tetap di siniJangan pernah pergiTemanilah asa impian iniSemoga Allah memberikan keberkahan dalam meniti karir dan berkarya di bidang sajak puisiBelitung. .Jumat, 28 Agustus 20203. PUISI JUJUR SAJAK PUISI KEHIDUPANOleh Muhammad HafizanKidung asmara lautan biruHembusan angin membelai sang banyuMutiara cinta bersandar di tepi batuKuncup bunga memekar di kalbuPerisai hati terjebak rayuTatkala bertepi di pelabuhan rinduMajas kata tertulis tentangmuAda apa gerangan yang membuatmu begitu?Menarilah si burung daraKompak setia berterbangan di atas angkasaMenyongsong masa depan dengan penuh ceriaMelewati batas-batas waktu alam semestaKuingin dikau berkata jujurAgar saban hari-hariku tak merasa kendorTergelincir dan amatirTerjebak halilintar yang asyik menyambarDi sini daku sedang menuliskan mimpi-mimpiBertemankan secangkir nikmat kopiTerkadang air mata menetes di pipiTersebab amarahmu memanas berapi-apiAndai saja aku tahu maksudmuMungkin saat ini dirimu tak 'kan membatuSelayaknya jari-jari kukuBertaring tajam penuh gejolak napsuJujurlah padakuBiarpun menyakitkan perasaan kalbuAku sudah siap terima keinginanmuJanganlah memendam hasrat jika ingin masih bercumbu rinduBelitung. .Malam Selasa, 31 Agustus 20204. {SAJAK PUISI KEHIDUPAN} AKU TUNGGU ALIRAN SUNGAI INDAHMUOleh Muhammad HafizanOh dewi!Melaksalah dalam kalbuPematang hati jangan pernah berhentiMelabuhkan keinginanmu telaga sucikuDi sini daku sedang memantau goresan aksaramuBertemankan tinta pena berwarna putihLarik huruf bait-bait kata tereja satu-satuDan sedang berusaha menuliskan tentang namamu kasihAir jernih yang engkau bawaBak seperti secangkir madu rasaBaunya harum mewangi bagaikan kasturi rinduHingga daku terlena dengan aroma racikanmu ituOh dewi!Akulah arjuna dalam romansa cintaAlur cerita yang nyataBersamamu, kan kugenggam jari-jemarimu tuk kubawa melintasi alam jagat raya iniDewi aksarakuLembayung hidupkuTanpamu dunia fana iniSerasa mati sirna terbunuh oleh sajak puisiAku tungguAliran sungai indahmuTanpa lelah dan letihSelalu tertatih di balik wajah ayumu kasihBelitung. .Malam Kamis, 2 September 20205. {SAJAK PUISI KEHIDUPAN} VIRUSMU MEMBUNUH CITA-CITA ANAK BANGSAOleh Muhammad HafizanVirusmu membunuh cita-cita anak bangsaSenyata-nyata bergentayangan dan merajalelaDi bumi pertiwi tercintaAkal sehat sudah tidak terjagaDengan adab dan tingkah-lakunyaVirusmu menyebar ke pelosok nusantaraMembuat harapan dan keinginan menjadi sia-siaTerdeteksi dengan semilyar janji wabah mulutnyaSarapah nan menyampah di balik ruang istanaKerajaan pahitnya! Dengan begitu asi-asi anak bangsa kehausan masa depan dan cita-citaVirusmu bak gempa bumi tsunami hiroshimaMaha dahsyat mengguncang bumi nusantaraBegitu ngeri aliran sungai ekonominyaSehingga bahan sembako naik menjulang tinggi ke angkasaTiada pasang surut selalu terseret ombak penguasaVirusmu seumpama anak-anak bangsa yang kehilangan orang tuaTersebab terjajah oleh saudara sendirinyaMinum makan tak enak dan lupa akan kesehatannyaSehingga terjebak dalam perangkap setan nyataBelitung. .Malam Senin, 6 September 2020Baca juga Kumpulan puisi kritik yang paling kritis6. {SAJAK PUISI KEHIDUPAN} ATAS DASAR APAOleh Muhammad HafizanAtas dasar apajiwa-jiwamu bersajakbahasa tubuhmu berpuisiapakah ingin mencari sensasi atau disanjungi?Hai kawan-kawanku semuatolong jawab pertanyaanku ini?jika ketenaran yang kaucarimaka sia-sialah sajak-puisimuAtas dasar apatercantumnya aliran prosadalam merangkai kata-katareligi, sosial dan cintaHai kawan-kawanku semuajanganlah berdiksi sesuka hatijika artinya tak bisa engkau maknaidengan penghayatan yang sesungguhnyaAtas dasar apasajak-puisimu tak bisa seperti mereka para legendaris dari zaman ke zaman ketahuilah bahwa; sajak-puisi itu bukanlah bahan candaan sematalihat dan rasakan naluri ikhlas dalam bahasa tubuh sendiriHai kawan-kawanku semuamari kembalikan warna sajak-puisi dalam benak imajinasimujanganlah saling meremehkan atau membedakan satu sama lainwalhal gerah naluri insani tiada berkesudahanCukup sampai di sinisajak puisi kehidupan menyadarikita, tentang perihal hamparan kosakatayang bernaung kepada; selarasnya diksi dalam ilmiahMari hidupkan kembali sajak puisi nusantararuntuhkan media-media basa-basirobohkan wacana berita dalam negeriyang selama ini masih simpang-siur dengan gayanya ter-begitu sangat aduhai memantra-mantra setiap mata para rakyat jelata, huh!Belitung. .Malam Sabtu, 25 September 20207. {SAJAK PUISI KEHIDUPAN} KEPADA ANGKA HURUF TAKDIR ILAHIOleh Muhammad HafizanAku menulisSetetes embun harapan kalbuBerpenakan tinta aksara kesungguhanPada setiap lembaranKisah di dalam kehidupanAku melukisWajah kepastian dalam dimensiEloknya kuas menggaris etikaApabila ketimpangan merajalelaBerkoar-koar layaknya debu anginAku melihatNun jauh di sanaBerkas-berkas bersejarah tiada terjagaTiap lembaran ceritanyaHingga kini buktinya tertanamAku mendengarDari pergeseran gravitasi bumiCahaya nusantara kini meredupTerselimuti kain ambisiYang terjebak mutiara kedudukanDan akuHanya bisa menjadi penontonKala pertandingan antar generasiBerlari mengejar mimpi-mimpiYang selalu berebut kekuasaanBelitung, 5 Oktober 2020Demikianlah Kumpulan sajak sajak puisi kehidupan sehari hari manusia, baca juga puisi harapan dan doa atau renungan puisi kehidupan dihalaman lain blog puisi dan kata bijak tentunya, semoga sajak tentang kehidupan manusia diatas dapat menghibur. Kebebasan adalah cita-cita setiap manusia. Sebagaimana Bangsa ini pernah bercita-cita menjadi bangsa yang bebas di masa kolonial hingga kemudian kebebasan itu diraih melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, terlepas hari ini kemerdekaan itu masih dipertanyakan kebermaknaannya, lantaran konon Bangsa Indonesia masih dijerat berbagai kepentingan dunia. Kebebasan pula menjadi cita-cita bagi setiap penyair—bebas dari bayang-bayang penyair sebelumnya, bebas dari kepungan karya di masa lalu dan sebagainya dan sebagainya. Dari cita-cita tersebut, lahir berbagai karya dengan teknik dan gayanya masing-masing, yang terus berkejaran mencari kebaruan-kebaruan yang diyakini tidak sama sekali berpijak dari unsur kekaryaan yang telah ada sebelumnya. Tentu saja hal tersebut dimaknai sebagai usaha dan usaha selalu dihadapkan pada dua kemungkinan, yakni berhasil dan gagal atau belum berhasil dan belum terlihat mutlak kegagalannya. Di abad sekarang ini, perkembangan puisi boleh dikatakan berhasil keluar dari pola olah penyair Angkatan Pujangga Lama dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Angkatan Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, atau Angkatan 1945 yang digawangi oleh Chairil Anwar. Sungguh tidaklah salah, perubahan demi perubahan terjadi dari generasi ke generasi. Hal tersebut menandakan manusia terus berpikir dan bertindak secara agresif—biasanya akan mengikuti ritme zamannya. Lantas seperti apa perkembangan puisi hari ini dan apa yang menjadikannya lain dengan puisi-puisi generasi sebelumnya? Tanpa diperhatikan dengan serius sekalipun, sudah dapat ditangkap betapa puisi-puisi yang hari ini disuguhkan para penyair didominasi oleh puisi prosais dan cukup tidak mudah menemukan puisi yang memiliki larik dengan rima dan metrum terjaga yang juga menjaga intensitas bunyi dalam puisi. Sudah lewat masa sepertinya gaya syair, pantun, gurindam dan sejenisnya. Tetapi meski demikian, dicurigai ada ketidaksanggupan penyair hari ini untuk benar-benar melepaskan diri dari gaya masa lalu. Minimal cara mengkiaskan atau cara mengalihkan suatu objek ke objek lainnya untuk sampai pada satu pesan atau makna. Kemudian persoalan semakin takkaruan junstrungannya, tidak sedikit yang kebingungan untuk tidak mengatakan sama sekali tidak paham mengenai puisi yang dibaca. Antara puisi dan prosa, di mana benang merahnya? Pertanyaan ini semakin aneh rasanya untuk diajukan saat menoleh karya Denny JA yang mengusung Puisi-Esai yang kemudian diklaim sebagai puisi dengan gaya terbaru. Kebaruan tersebut rupanya diamini oleh sebagian besar penyair ternama negeri ini, sebut saja Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Jamal D Rahman, Acep Zamzam Noor, dan sebagainya. Protes datang dari depan, belakang, kanan, dan kiri—protes tersebut tidak lain tidak bukan mengenai Puisi-Esai yang tidak relevan dikelompokkan dalam golongan puisi. Ada yang mengatakan bahwa Puisi-Esai bukan puisi tetapi esai yang dibuat seolah-olah puisi. Pergolakan tersebut sebenarnya tidak serta merta datang dari Denny JA atau datang di tahun 2013-2014 semata. Melainkan datang semenjak munjamurnya puisi prosa—puisi yang memiliki keendrungan prosa dilihat dari sintaksinya. Adapun kecerobohan Denny JA merupakan satu contoh dari akumulasi ketidaksadaran masyarakat terhadap puisi yang lagi-lagi dikembalikan pada gaya yang dipilih kebanyakan penyair. Tentu harus dimaklumi, lantaran Denny JA bukan penyair melainkan praktisi politik. Hal lain yang dapat direkam adalah kemunculan penyair-penyai muda yang masih demen menulis puisi prosa. Hal ini ditandai sebagai satu kemandegan, lantaran jika benar setiap manusia memiliki cita-cita kebebasan, mestinya penyair muda yang merupakan generasi penerus dari generasi sebelumnya berani membuat karya yang berbeda. Entah kelak disebut Puisi-Rapat-padat lantaran puisi-puisi yang diciptakan sangat selekti kata dan tidak mau menggunakan konjungsi dan pungtuasi di dalamnya. Bisa juga lahir puisi Lebar x Panjang, lantaran puisi yang diciptakan melebihi panjang cerpen atau novel? Pernyataan tersebut sepintas memang tampak konyol, akan tetapi apa yang tidak mungkin terjadi di bumi tempat manusia melakukan banyak hal ini? Sebelum terlampau jauh, sebaiknya kembali diajukan pertanyaan klasik yang sepertinya penting dan genting untuk ditemukan jawabannya. “Apakah puisi itu?” Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menjawab sebagai berikut 1 Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak. Definisi tersebut meski dari KBBI mesti ditelaah kembali konon KBBI masih terus diperdebatkan terutama lantaran jarangnya meng-update tatabahasa. 1. Definisi pertama, ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Definisi ini cukup membantu memberikan batasan antara puisi dan prosa. Lantaran istilah prosa didefinisikan sebagai karangan bebas tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi. 2. Definis kedua, gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Definisi kedua ini siatnya sangat umum dan membingungkan. Semua karya sastra bahkan yang bukan karya sastra semisal berita harian juga menyangkut penataan bahasa yang cermat dan tidak boleh meleset dari kebutuhan. Katakanlah 5W+H mesti ada dalam sebuah berita yang jelas-jelas dijadikan dasar penulisannya. 3. Definis ketiga, sajak. Kemudian definis sajak dalam KBBI lengkapnya begini 1 gubahan sastra yang berbentuk puisi; 2 bentuk karya sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat; 3 gubahan karya sastra yang sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan, maupun kesamaan; 4 patut; kena; cocok. Dalam sajak diklasifikasikan berdasarkan pola kalimat dan rimanya, seperti 1 awamatra, tidak terikat pola rima atau pola normatif lain; 2 awarima sajak yang tidak berima; 4 delapan seuntai, sajak yang terdiri atas delapan larik dalam satu bait; oktaf, dan masih banyak lagi kelasnya. Dengan demikian, kelas-kelas dalam sajak tersebut masuk golongan puisi lantaran definis puisi adalah definis sajak. Pertanyaannya, apakah definisi sajak adalah definisi puisi? Sepertinya iya, jika tidak, tentu harus dikoreksi agar tidak membingungkan. Jika dilihat dari semua definisi yang ada, di manakah definisi yang dapat menyelamatkan puisi prosa agar tidak digugat keberadaannya sebagai kelompok puisi dan tidak dimasukkan dalam kelompok prosa? Begini definisinya puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh beberapa aturan khusus, yaitu jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata tiap baris, sajak, irama, ritma dan pilihan kata. Dalam menulis puisi bebas yang penting perasaan penulis dapat terekspresi dalam bentuk kata-kata yang tepat sehingga menghasilkan makna yang tajam dan mendalam. Definisi tersebut tidak ditemukan dalam KBBI, melainkan ditemukan dalam berbagai obrolan, paper, bahkan di berbagai blog. Ketidakjelasan definisi tersebut rupanya menjadi latar belakang mengapa tidak sedikit penyair yang terjebak pada puisi prosa. Pun meski demikian, hal ini disampaikan tidak dalam rangka menggugat penyair-penyair puisi prosa atau mengatakan bahwa puisi prosa bukan puisi. Hanya sedikit mempertanyakan apa gerangan yang menjadi sebab musabab kerancuan pemahaman masyrakat terhadap puisi—kalau penyair tentu tidak bingung menyoal ini, karena semua sudah menjadi pilihan yang mendasar. Walau para penyair juga sulit menampik, seperti tengah menghadapi jalan buntu untuk menemukan puisi yang benar-benar baru di hari ini—paling tidak menunjukkan krativitas yang berani dan mumpuni. MEMBACA PUISI-PUISI DI RUANG REKONSTRUKSI Sederhana saja, wacana mengenai puisi dan prosa atau puisi prosais dirasa perlu dipaparkan saat membaca puisi-puisi yang masuk melalui email dan hampir keseluruhan untuk tidak menyatakan semua mengirimkan puisi prosais. Apakah hal tesebut salah? Sekali lagi, dalam kesempatan ini tidak sedang menyalahkan satu pihak dan menyalahkan pihak lain. Sekadar membaca dan mencari perbandingan. Dimulai dari karya Muhammad Asqalani eNeste yang berjudul “perjalanan bunuh diri.”, betapa sulit menemukan titik terang di antara puisi atau prolog sebuah prosa. Begini cara Asqalani menulis karya yang disebutnya sebagai puisi menempuh perjalanan sejauh birahi. duhai lelah seluruh kelamin sunyi. gonta ganti desah di setiap mimpi. kembara babi babi. kembali kelinci suci bertapa ke luar gua diri. di jantung pisau yang sungsang. keputusasaan menyarang. Tuhan menyeberang ke lautan darah biru. darah nafsu yang piatu. Laa Haula.. Penyair muda asal Riau ini bukan anak baru dalam kancah percaturan sastra Indonesia. Ia termasuk paling rajin mengisi rubrik puisi di media cetak baik lokal mau pun nasional. Lantaran itu, tiba-tiba terasa getir untuk menyatakan karya tersebut bukan puisi. Disusul oleh seorang siswa kelahiran 1998 berjarak 10 tahun dengan Asqalani yang lahir pada 1988 bernama Dzikri Rahmanda. Dalam puisi berjudul “GUNDAH DI SELA TELINGAMU” ia menulis begini Riuh kesepian di heningnya malam akan selalu terlihat sama bagimu. Entah hujan yang menahan kabar bahagia atau memang kepedihan tak bisa terelakkan. Sampai pada saat sepasang telingamu merasa terusik dengan detik jarum jam yang keram, kau mendengar seribu suara berlomba, termasuk suara semacam gundah yang menuju sela telingamu. Di paragraf sebelumnya, sempat disinggung mengenai jarak usia antara Asqalani dan Dzikri, 10 tahun tentu bukan jarak yang dekat. Akan tetapi puisi yang diciptakan keduanya sangat dekat dan memiliki pola yang sedikit mirip untuk tidak menyatakan sama-sama puisi prosa. Artinya, ada hal yang tidak berkembang sebagaimana mestinya. Satu dekade mestinya memberikan perubahan yang berarti dalam hal apapun, tidak terkecuali dengan puisi. Adapun perbedaan mencolok di antara keduanya adalah penggunaan Licentia Poetica. Asqalani tampk lebih berani menggunakan Licentia Poetica dalam puisinya. Hal tersebut sangat kentara dengan tidak adanya huruf kapital dalam puisinya terkecuali untuk penyebutan Tuhan’, sementara Dzikri berusaha menggunakan perangkat bahasa yang baik dan benar. Lain hal dengan karya Susilawati, siswi SMP Al-Jauharotunnaqiyah Pegadingan ini lebih memilih tidak menulis puisi prosa. Puisi-puisi sederhananya tampak lebih ketat dalam menggunakan kata sebagai mediator pesan, ia menulis begini melalui puisi berjudul “NUANSA” Seonggok jamur di helaian jerami akar-akarnya terlepas dari seratnya sedang bunga-bunganya menguncup dengan dingin yang merangkul. Sekumpulan bangau di atas kerbau suaranya memanggil-manggil angin tatapan matanya jatuh ke lumpur dicuri belut dan dimakan ular kadut. Perkaranya kemudian, bagaimana jika puisi di atas dibongkar—tidak lagi berbentuk larik dan baik seperti ini. Seonggok jamur di helaian jerami akar-akarnya terlepas dari seratnya, sedang bunga-bunganya menguncup dengan dingin yang merangkul. Sekumpulan bangau di atas kerbau suaranya memanggil-manggil angin, tatapan matanya jatuh ke lumpur dicuri belut dan dimakan ular kadut Apakah berlebihan jika muncul dugaan karya tersebut lebih dekat dengan prosa—prosa yang memiliki unsur puisi. Ikuti tulisan menarik Muhammad Rois Rinaldi lainnya di sini.

gubahan sastra yang berbentuk puisi